ANALISIS PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TERHADAP INTERAKSI BELAJAR
MENGAJAR MATEMATIKA
(STUDI KASUS DI KELAS VIII SMP N 19 KOTA JAMBI)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini negara kita sedang giatgiatnya melanjutkan program pembangunan dan juga pembenahan di segala bidang. Dalam pelaksanaannya pembangunan pastilah tidak akan terlepas dari sumber daya manusia yang merupakan unsur terpenting dalam pelaksanaan pembangunan. Oleh karena itu pembangunan suatu negara akan berhasil mencapai tujuannya apabila memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu langkah untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
Secara jelas pemerintah Indonesia sudah memberikan perhatian yangcukup besar terhadap dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru dan pemberian bantuan dana operasional sekolah. Meskipun hal tersebut belum sepenuhnya merata, pemerintah tetap berusaha memajukan pendidikan di Indonesia. Selain itu pemerintah juga senantiasa memikirkan serta menyusun kurikulum pendidikan supaya menjadi lebih baik. Terbukti dengan adanya perubahan kurikulum dari tahun ke tahun dan diharapkan dengan adanya perubahan tersebut pendidikan yang berkualitas dapat dicapai. Karena melalui pendidikan yang berkualitas baik akan tercipta pula sumber daya manusiayang berkualitas serta berprestasi.
Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas tidak lepas dari ilmu pengetahuan yang diterima serta dipelajari oleh peserta didik di bangku sekolah. Dan salah satu dari ilmu pengetahuan yang dianggap penting untuk dipelajari adalah matematika. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula membentuk kepribadian siswa. Hal itu mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika. Selain itu matematika sebagai ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu tentang logika perhitungan dalam kehidupan. Secara umum tujuan diberikannya pelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan umum adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang yaitu, melalui latihan, bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien. Serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Dengan berkembang luasnya matematika menjadi ilmu yang semakin kompleks diharapkan siswa dapat menata nalarnya, membentuk kepribadiannyaserta menerapkan atau menggunakan dalam kehidupannya kelak sesuai dengan jenjang pendidikannnya.
Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Prestasi merupakan pengeluaran (output) dari proses kegiatan belajar. Hasil belajar dalam bidang pendidikan di sekolah biasanya dinyatakan dalam bentuk angka. Angkayang diperoleh dari kegiatan belajar inilah yang selanjutnya disebut sebagai prestasi belajar. Baik buruknya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktoryang berasal dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa,antara lain persepsi, kemampuan awal, minat dan motivasi. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor lingkungan dan sarana prasarana. Yang dimaksud dengan lingkungan ini dapat berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Masing-masing dari faktor-faktor tersebut akan memberi pengaruh yang berbeda-beda dalam prosesinteraksi belajar mengajar dan juga berpengaruh terhadap hasil belajaryang akan dicapai oleh siswa.
Prestasi belajar tidak hanya dapat dilihat melalui hasil akhir yang berupa angka-angka dan yang tertuang dalam raport melainkan juga dapat dilihat melalui nilai-nilai ulangan harian atau ujian blok dari siswa. Nilai-nilai siswa dalam ujian blok tentu saja tidak sama antara satu siswa dengan siswayang lain. Bahkan seorang siswa bisa saja mengalami perbedaan nilai dari beberapa ujian blok yang dia kerjakan. Ada kemungkinan untuk suatu materi tertentu seorang siswa bias mendapatkan nilai tinggi tetapi pada materi yang lain dia mendapatkan nilai yang rendah. Hal ini tentu saja bukan tanpa sebab, melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut. Faktor-faktor inilah yang seharusnya menjadi perhatian bagi guru-guru matematika dalam proses belajar mengajar.
Dalam situasi pendidikan terjalin interaksi antara siswa dan gurunya. Interaksi ini sebenarnya merupakan interaksi antara dua kepribadian, yaitu kepribadian guru sebagai orang dewasa dan kepribadian siswa sebagai anak yang belum dewasa dan sedang berkembang mencari bentuk kedewasaan. Tiap siswa mempunyai kepribadian sendiri-sendiri dengan sifat fisis dan psikologis yang khas sesuai dengan lingkungan keluarga dan masyarakat tempat dia tinggal. Perbedaan karakteristik dan sifat masing-masing siswa tersebut memacu guru agar dapat membelajarkan siswa agar mencapai prestasi yang maksimal, namun jarang guru dapat menyampaikan pengajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa. Dalam penyampaian pelajaran di kelas, kebanyakan guru masih berdasarkan keseragaman dan memakai patokan siswa dengan kecerdasan ratarata, semua itu terkadang menyebabkan siswa dengan kemampuan di bawah ratarata beranggapan bahwa gurunya tidak memperhatikannya atau mengabaikannya. Di samping itu, guru juga mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam mengajar, begitu juga dengan guru matematika. Pelajaran matematika seringkali identik dengan guru yang pemarah dan tegas. Meskipun sebenarnya tidak semua guru matematika seperti itu. Persepsi siswa yang kurang baik ataunegative terhadap gurunya tersebut tentu saja akan berpengaruh kurang baik juga terhadap minat belajar matematika mereka, akibatnya prestasi belajar yang mereka capai juga kurang maksimal.
Dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan gurunya saja melainkan juga berinteraksi dengan fakta-fakta yang ada di lingkungan belajarnya, antara lain sarana prasana belajar, situasi dan kondisi tempat siswa belajar serta keluarga dan juga masyarakat tempat siswa tersebut berada atau tinggal. Seiring dengan perkembangan zaman, sarana dan prasarana belajar mengajar semakin bervariasi dari yang sederhana sampai yang berteknologi canggih. Keberadaan sarana dan prasarana belajar mengajar di tiap-tiap sekolah sangat bergantung dari kemampuan, karakteristik dan latar belakang dari sekolah masing-masing. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan sarana prasarana belajar mengajar di sekolah juga sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Bagi sekolah-sekolah yang maju, menyediakan sarana prasarana belajar yangcanggih bukanlah masalah yang sulit. Namun hal tersebut belum tentu dapat dilakukan oleh sekolah-sekolah yang tergolong dalam kategori sekolah kurang mampu. Sehingga siswa-siswa yang belajar di sekolah tersebut tidak dapat belajar dengan optimal karena adanya keterbatasan sarana prasarana.
Matematika merupakan pelajaran dengan objek kajian abstrak. Keabstrakan dari matematika inilah yang seringkali menjadi penyebab sulitnya seorang guru mengajarkan matematika pada siswa. Oleh karena keabstrakan dari objek matematika itulah, guru matematika dituntut memikirkan dan melakukan usaha yang kreatif agar dapat mengkonkretkan objek matematika yang abstrak itu sehingga dapat dipahami siswa dengan mudah. Namun untuk pelajaran matematika harus diakhiri dengan siswa mampu melakukan abstraksi. Ini bukanlah tugasyang mudah bagi seorang guru matematika. Bagaimana usahausaha yangdilakukan oleh guru matematika untuk melaksanakan tugas tersebut juga sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar matematika di sekolah. Semakin kreatif seorang guru maka semakin banyak pula carayang dapat ditempuh guru tersebut agar materi yang disampaikan dapat dipahami siswa dengan mudah. Akan tetapi selama ini banyak guru matematika yanhg masih kaku dan kurang kreatif bahkan tidak mau belajar untuk lebih berkembang sehingga siswa-siswa tetap mengalami kesulitan dalam belajar matematika, akibatnya prestasi belajar matematika yang dicapaipun kurang memuaskan.
Melalui uraian di atas dapat diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi terciptanya persepsi siswa. Dan masing-masing faktor tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap terbentuknya persepsi siswa. Sehingga akhirnya, persepsi-persepsi yang dimiliki siswa terhadap interaksi belajar mengajar akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.
B. Indentifikasi Masalah
Prestasi belajar siswa merupakan gambaran dari hasil aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Jika prestasi belajar siswa tinggi maka dapat dikatakan siswa tersebut dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Sebaliknya jika prestasi belajar siswa rendah maka dapat dikatakan siswa tersebut belum bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Akan tetapi hal ini tidak selalu berarti bahwa siswa yang mempunyai prestasi rendah merupakan siswa yang bodoh. Sebab selain kecerdasan ada faktor-faktor lain seperti aktivitas siswa pada saat belajar, faktor guru, bahkan bisa juga sarana prasarana yang kurang memadai yang terdapat dalam proses interaksi belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Adanya perbedaan persepsi siswa yang satu dengan siswa yang lain terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses interaksi belajar mengajar dapat merupakan salah satu hal yang menyebabkan adanya perbedaan prestasi dalam belajar.
Secara umum siswa yang berpersepsi positif terhadap interaksi belajar mengajar sering dianggap bahwa dia merupakan siswa yang akan mempunyai prestasi yang tinggi. Demikian juga sebaliknya, siswa yang mempunyai prestasi negatif seringkali dianggap sebagai siswa yang mempunyai persepsi negative terhadap interaksi belajar mengajar. Ternyata dalam prakteknya tidak selalu demikian. Ada beberapa siswa yang mempunyai prestasi tinggi akan tetapi siswa tersebut tidak selalu mempunyai persepsi yang positif terhadap faktor-faktor dalam proses interaksi belajar mengajar. Ataupun sebaliknya ada beberapa siswa yang mempunyai persepsi positif terhadap interaksi belajar mengajar ternyata tidak selalu mempunyai prestasi yang tinggi.
C. Pembatasan Masalah
Untuk keefektifan dan keefisienan penelitian ini, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:
1. Subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas VIII SMP
2. Subyek penelitian dibatasi pada hasil pekerjaan sebagian siswa yang terpilih untuk dianalisis jawabannya dalam menyelesaikan soal angket tentang persepsi siswa terhadap interaksi belajar mengajar matematika di sekolah.
3. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa kelas VIII yang diambil dari hasil belajar matematika siswa saat di kelas VII.
4. Interaksi belajar mengajar dalam penelitian ini dibatasi pada segi materi matematika, aktivitas siswa, aktivitas guru dan sarana prasarana belajar mengajar di sekolah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di depan maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP ditinjau dari persepsi siswa terhadap interaksi belajar mengajar matematika?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari persepsi siswa terhadap interaksi belajar mengajar matematika?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP ditinjau dari persepsi siswa terhadap interaksi belajar mengajar matematika.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari persepsi siswa terhadap interaksi belajar mengajar matematika.
F. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru, calon guru dan siswa pada umumnya. Manfaat yang peneliti harapkan adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi dan masukan bagi guru matematika khususnya guru SMP Kristen Krida Wacana dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah supaya menjadi lebih baik lagi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana dan tambahan wawasan bagi para guru dan calon guru tentang prestasi matematika ditinjau dari persepsi siswa terhadap interaksi belajar mengajar matematika.
3. Untuk menjadi referensi, bahan pertimbangan, acuan bagi penelitian sejenis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar