Rabu, 09 Maret 2011

SIFAT FISIKA TANAH ULTISOL

A.       JUDUL PENELITIAN
Kajian Beberapa Sifat Fisika Tanah Ultisol Dan Hasil Padi Gogo Akibat Penggunaan Beberapa Jenis Bahan Organik

B. LATAR BELAKANG
            Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama penduduk Indonesia terus meningkat, karena selain penduduk terus bertambah dengan laju peningkatan sekitar 2 % per tahun, juga adanya perubahan pola konsumsi penduduk dari non beras ke beras. Sedangkan luas lahan sawah irigasi subur (intensif) mengalami penurunan akibat alih fungsi lahan untuk kepentingan non pertanian.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun (1989- 1999) telah terjadi alih fungsi lahan sawah seluas 1,6 juta ha dan sekitar 1 juta ha diantaranya terjadi di pulau Jawa. Bila diasumsikan produktivitas lahan sawah sebesar 6,0 t/ha GKP, berarti penurunan luas lahan sawah tersebut akan menyebabkan kehilangan produksi padi akan mencapai 9,6 juta GKP/tahun. Padahal berdasarkan data tingkat konsumsi beras per kapita penduduk Indonesia pada tahun 1984 baru mencapai 117 kg/orang/tahun. Sementara pada tahun 2002 tingkat konsumsi beras per kapita sudah mencapai sekitar 155 kg/orang/tahun. Selain itu,  angka konsumsi nasional pada tahun 1984 menunjukkan bahwa konsumsi beras mencapai 25,835 juta ton; tahun 1998 mencapai 32,3juta ton; dan diproyeksikan tahun 2010 konsumsi beras mencapai 37,31 juta ton. Angka tersebut dapat memproyeksikan bahwa akan terjadi defisit sebesar 6,32 juta ton.
            Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan produksi padi untuk memenuhi kebutuhan beras yang semakin meningkat, diantaranya melalui peningkatan produktivitas lahan sawah yang ada, pencetakan lahan irigasi baru dan pemanfaatan lahan potensial lainnya termasuk lahan kering. Padi yang dapat dibudidayakan di lahan dikenal sebagai padi gogo sehingga lahan kering juga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan produksi padi.
            Padi gogo memegang peranan penting dalam sistem pertanian rakyat Indonesia. Padi gogo umumnya ditanam sekali setahun pada awal musim hujan. Selain itu padi gogo juga dapat ditanam secara tumpangsari dengan tanaman pangan lainnya dan bahkan dengan tanaman perkebunan seperti karet.
            Lahan kering di Indonesia didominasi oleh lahan marginal seperti Ultisol yang secara umum mempunyai permasalahan tingkat kesuburannya, diantaranya ketersediaan air yang rendah, kepadatan tanah yang tinggi dan permeablitas tanah yang rendah sehingga ketersediaan P yang sangat rendah, kemasaman tanah tinggi (pH rata-rata < 4,5), kejenuhan Al tinggi, miskin kandungan hara makro terutama P, K, Ca, Mg dan kandungan bahan organik rendah (Prasetyo dan Suradikarta, 2009). Oleh karena itu, budidaya padi gogo pada Ultisol sering menunjukkan gejala keracunan besi serta aluminium. Keeracunan besi bisa terjadi karena kondisi kombinasi pH rendah dengan kadar Fe yang tinggi.

C. PERUMUSAN MASALAH
Pemanfaatan lahan kering Ultisol untuk meningkatkan produksi padi gogo yang dihadapkan pada permasalahan kesuburannya (terutama sifat fisika) diantaranya dapat diatasi dengan penambahan bahan organik tanah. Menurut beberapa hasil penelitian dapat diketahui bahwa kunci keberhasilan pemanfaatan lahan kering adalah penambahan bahan organik. Sumber bahan organik tanah dapat berupa pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, dan sebagainya. Sifat tanah terhadap pemberian setiap jenis bahan organik akan menunjukkan respon yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan kandungan hara dan bahan organik dari setiap jenis bahan organik tersebut juga berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian tentang (1) pengaruh beberapa jenis bahan organik terhadap sifat fisika tanah Ultisol dan hasil padi gogo dan (2) jenis bahan organik yang paling baik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik Ultisol dan sekaligus meningkatkan hasil padi gogo.

D. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Mempelajari pengaruh beberapa jenis bahan organik terhadap sifat fisika tanah ultisol dan hasil padi gogo
2.      Menentukan jenis bahan organik yang paling baik digunakan untuk memperbaiki sifat fisika tanah ultisol dan hasil padi gogo.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Hasil penelitian ini akan memberikan rekomendasi alternatif jenis bahan organik yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat fisika Ultisol dan meningkatkan hasil padi Gogo.

F. KEGUNAAN
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta diharapkan dapat membantu petani memilih jenis bahan organik yang baik untuk mempertahankan sifat fisik tanah dan sekaligus meningkatkan hasil padi gogo.

G. TINJAUAN PUSTAKA
Sifat  Fisika Tanah Ultisol
Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari luas dataran Indonesia (Subagyo et al., 2004)..Ultisol berasal dari bahan induk tuff masam., batuan pasir dan sedimen kwarsa. Merupakan tanah yang mengalami pelapukan yang intensif dan pencucian lanjut. Selain proses pencucian dan pelapukan tersebut, pada ultisol juga terjadi podsolisasi, yaitu proses pindahnya seskuoksida dari lapisan atas (Horizon eluvias) kelapisan bawah (Horizon iluviasi) (Darmawijaya, 1992 ; Sarwono Hardjowigeno, 1993).
Ditinjau dari segi budidaya, tanaman tanah Ultisol dikategorikan tidak produktif,karena pada umumnya tanah ini mempunyai potensi keracunan aluminium dan miskin kandungan bahan organik. Tanah ini juga miskin kandungan hara terutama P dan kation-kation dapat ditukar seperti Ca,Mg,dan K,kadar Al yang tinggi,kapasitas tukar kation rendah dan peka terhadap erosi (Adiningsih dan Mulyadi, 1993).
   Darmawijaya (1992) menyatakan bahwa ultisol terbentuk di daerah beriklim tropika basah dengan curah hujan berkisar antara 2500-3500 mm tiap tahun, dengan suhu tahunan rata-rata lebih tinggi 8ºC (47ºF). Topografi umumnya bergelombang sampai berbukit dengan elevasi antara 50-350m dpl.
Kadar bahan organik tanah pada lahan-lahan pertanian di daerah tropika basah umumnya relatif rendah oleh proses perombakan yang relatif intensif oleh suhu dan kelembapan yang relatif tinggi sepanjang tahun.sehingga supaya menambahkan bahan organik ke dalam tanah perlu terus dilaksanakan melalui aneka pemupukan organik. Kadar bahan organik di tanah perkebunan kopi dan kakao di Jawa Timur umumnya tergolong rendah, kurang dari 2% (C-organik) (Erwiyono, 2007).
   Sarwono Hardjowigeno (2003) mengemukakan bahwa pada umumnya Ultisol mempunyai bobot isi (bulk density) berkisar antara 1,1 gr/cm-1,35gr/cm dengan total ruang pori (TRP) lebih kecil dilapisan bawah dibanding lapisan di atasnya derta memiliki daya pegang air yang lebih rendah dan agregat yang kurang mantap, sehingga peka terhadap erosi.

Bahan Organik Tanah
Bahan organik berperan penting dalam tanah karena dapat memperbaiki sifat fisika,kimia dan biologi tanah.Kehadiran bahan organik cukup besar peranannya didalam tanah yaitu 1).memperbaiki agregasi dan meningkatkan kemampuan tanah menahan air,2).meningkatkan kapasitas tukar kation dan ketersediaan hara bagi tanaman, 3).mengurangi aktivitas Al dan Fe dalam memfiksasi P dan 4).merupakan sumber energy atau makanan bagi mikroorganisme (Foth, 1991).
Masukan bahan organik kedalam tanah akan mengalami penguraian oleh jasad renik dan menghasilkan senyawa organik berupa asam-asam organik yang dapat mengurangi fiksasi P karena membentuk senyawa yang stabil dengan Al dan Fe.Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau hewan lebih bersifat ion negative dan mampu menkhelat ion Fe dan Al didalam tanah,kandungan hara dan kapsitas pegang air.
Bahan yang terbentuk mempunyai berat volume yang lebih rendah daripada bahan dasarnya,bersifat stabil,kecepatan proses dekomposisi lambat dan sumber pupuk organik ( Sutanto, 2002).Peranan bahan organik sebagai pengendali kesuburan tanah belum dapat digantikan walaupun sebagai sumber hara sudah dapta digantikan oleh pupuk anorganik (Imran, 2001).

Syarat Tumbuh Padi Gogo
            Pada dasarnya dalam budidaya tanaman, pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang paling penting adalah tanah dan iklim serta interaksi kedua faktor tersebut. Tanaman padi gogo dapat tumbuh pada berbagai agroekologi dan jenis tanah. Sedangkan persyaratan utama untuk tanaman padi gogo adalah kondisi tanah dan iklim yang sesuai. Faktor iklim terutama curah hujan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya padi gogo. Hal ini disebabkan kebutuhan air untuk padi gogo hanya mengandalkan curah hujan.

Iklim
            Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada derah mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukankurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-230C.
            Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Di Indonesia memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong rendah jika dibandinkan dengan daerah sub tropis yang dapat mencapai 550 cal/cm2/hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.

Tanah
            Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Sedangkan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm.Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan Zn.

Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Organik terhadap Sifat Fisik Tanah dan Hasil Tanaman

Pupuk Kandang
            Pupuk kandang merupakan semua produk buangan dari hewan peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara,memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.Pupuk kandang ini dapat berasal dari ternak ayam,sapi,dan lainnya. Beberapa sifat fisik tanah yang dapat dipengaruhi pupuk kandang antara lain kemantapan agregat, bobot volume, total ruang pori, plastisitas dan daya pegang air (Soepardi, 1983).Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman terbaik pada musim pertama.Hal ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya(Widowati et al,.2005).


Kompos Jerami Padi
            Penggunaan pupuk kimia secara intensif oleh petani selama beberapa dekade ini menyebabkan petani sangat tergantung pada pupuk kimia. Di sisi lain, penggunaan pupuk kimia juga menyebabkan kesuburan tanah dan kandungan bahan organik tanah menurun.Salah satu sumber daya yang dapat mempertahankan kesuburan dan bahan organik tanah,yaitu jerami. Pemanfaatkan jerami sisa panen padi untuk kompos secara bertahap dapat mengembalikan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas padi.
            Menurut Kim dan Dale (20041) potensi jerami kurang lebih 1,4 kali dari hasil panen. Rata-rata produktivitas padi nasional adalah 48,95 ku/ha, sehingga jumlah jerami yang dihasilkan kurang lebih 68,53 ku/ha. Produksi padi nasional tahun 2008 sebesar 57,157 juta ton (Deptan, 20092), dengan demikian produksi jerami nasional diperkirakan mencapai 80,02 juta ton. Potensi jerami yang sangat besar ini sebagian besar masih disia-siakan oleh petani. Sebagian besar jerami hanya dibakar menjadi abu, sebagian kecil dimanfaatkan untuk pakan ternak dan media jamur merang.
            Pemanfaatan jerami dalam kaitannya untuk menyediakan hara dan bahan organik tanah adalah merombaknya menjadi kompos. Rendemen kompos yang dibuat dari jerami kurang lebih 60% dari bobot awal jerami, sehingga kompos jerami yang bisa dihasilkan dalam satu ha lahan sawah adalah sebesar 4,11 ton/ha. Andaikan semua jerami dibuat kompos akan dihasilkan kompos sebanyak 48,01 juta ton secara nasional.

Kompos BioTRIBA
Kompos BioTRIBA merupakan pupuk organik dari bahan baku pilihan hasil penelitian yang diproses dengan bioaktivator BioTRIBA. Kompos BioTRIBA merupakan formula berbentuk cairan yang mengandung dua jenis mikroorganisme berguna,yaitu Bacillus pantotkenticus strain J2 dan Trichoderma lactae strain TB1.Kedua jenis mikroorganisme tersebut berfungsi sebagai aktivator dalm proses limbah pasar,`rumah tangga,`hewan,`dan pertanian menjadi pupuk organik yaang bermutu.Produk ini merupakan formula ramah lingkungan dan telah didaftarkan hak patennya pada Ditjen HAKI.
BioTRIBA merupakan salah satu paket teknologi untuk pertanian organik yang terdiri atas biofob (formula yang dpat meningkatkan daya tanah tubuh tanaman terhadap berbagai patogen), Mitol 20 EC (toksik terhadap jamur patogenik seperti F.Oxys,F.Solani,Phytopthora,Phytium,SclerotiumR.Lignosus atau jamur kontaminan seperti Aspergillus dan Penicilium).
Kompos BioTRIBA tidak saja bermanfaat dalm proses penguraian limbah menjadi kompos.BioTRIBA juga dapat mengendalikan patogen pada tanaman,yang dilakukan oleh Trichoderma dan Bacillus,dengan cara menghambat pertumbuhan beberapa jamur patogenik pada tanaman yang bersifat tular tanah (soil-borne-pathogen). Oleh karena itu, kompos BioTRIBA juga bermanfaat sebagai fungisida nabati. Kompos BioTRIBA, seperti kompos pada umumnya, bermanfaat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah,dan meningkatkan kapasitas jerap air tanah. Penambahan BioTRIBA dapat meningkatkan produktivitas,pertumbuhan,dan kesehatan tanaman

H. METODE PELAKSANAAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, kampus Pinang Masak Mendalo, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Analisis fisika dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah dan Mineralogi Fakultas Pertanian Universitas jambi. Penelitian ini akan dilakukan selama  6 bulan.

Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman padi gogo sebagai tanaman indikator, pupuk kompos, kompos jerami padi, kompos BioTRIBA, dan pupuk kandang. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, ring sample, abney level, kantong plastik, timbangan, alat-alat tulis dan alat-alat lain yang diperlukan dalam penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dengan menggunakan  rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan yang digunakan dalam percobaan ini adalah jenis bahan organik dengan dosis pemberian sebanyak 10 ton/ha, yaitu B0 (tanpa kompos), B1= kompos jerami padi, B2 = kompos BioTRIBA, B3 = pupuk kandang. Perlakuan dikelompokkan menjadi 6 kelompok berdasarkan posisi lereng (lereng bagian atas, tengah dan bawah) atau intensitas cahaya matahari. Pengelompokan perlakuan akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Oleh karena itu akan disiapkan 24 petak percobaan.

Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Awal
Kegiatan awal yang dilakukan sebelum pengolahan tanah yaitu pengambilan sampel tanah awal (sebelum perlakuan) dengan menggunakan ring untuk menganalisis BV, TRP dan KA tanah, sampel tanah terganggu untuk analisis kandungan bahan organik tanah serta pengambilan sampel agregat tanah utuh. Pengambilan sampel tanah awal dilakukan sebanyak 3 titik dengan kedalaman 0-20 cm dan diambil secara acak.

Persiapan Lahan dan Pengolahan Lahan
Sebelum pelaksanaan penelitian di lapangan terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan dari gulma pengganggu tanaman. Pengolahan tanah untuk pertanaman padi gogo dimulai sebelum atau menjelang musim penghujan. Pengolahan tanah dilakukan sesuai kondisi lahan. Pada prinsipnya pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan tanaman, yaitu menciptakan keseimbangan antara padatan, aerasi dan kelembaban tanah. Pengolahan tanah dilakukan dengan (1) membersihkan lahan dari tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki pematang dan saluran drainase, (2) tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm, tanah dibalik, (4) tanah digaru lalu diratakan, (5) tanah dibiarkan sampai hujan turun.

Penanaman
            Penanaman yang baik dilakukan setelah terdapat 1 – 2 kali hujan, awal musim penghujan (Oktober – Nopember). Bahkan ada petani yang telah menebar benih pagi gogo sebelum hujan turun atau yang lebih dikenal dengan sistem Sawur tinggal. Sistem tanam sawur tinggal dapat dianjurkan pada daerah-daerah yang memiliki curah hujan sedikit (bulan basah antara 3 – 4 bulan) per tahun dan sulit mendapatkan tenaga kerja.
            Penanaman dilakukan dengan cara tugal dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Setelah lubang bekas tugal terbentuk kemudian 2 – 3 butir benih dimasukkan ke dalam setiap lubang tanam dan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah. Sebaiknya sebelum ditanam benih direndam sekitar 6 – 12 jam, kemudian dikeringanginkan sekitar 6 – 12 jam.

Pemeliharaan Tanaman
            Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiraman, penyiangan, pembumbunan dan pemupukan. Penyulaman Padi Gogo dilakukan pada umur 1-3 minggu setelah tanam. Penyianan dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil, sabit atau dengan tangan waktu tanaman berumur 3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul malai. Dosis pupuk yang digunakan untuk padi gogo adalah 150.kg Urea/ha, 135 kg SP-36/ha dan 60kg KCl/ha.

Panen
            Umur panen padi gogo bervariasi tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada fase masak panen yang dicirikan dengan kenampakkan >90% gabah sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau dan kadar air gabah 21-26 %. Panen yang dilakukan pada fase masak lewat panen, yaitu pada saat jerami mulai mengering, pangkal mulai patah, dapat mengakibatkan banyak gabah yang rontok saat dipanen.
            Panen dilakukan dengan menggunakan sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi. Perontokan hasil panen menggunakan pedal thresher. Perontokan dengan pengebotan (memukul-mukul batang padi pada papan) sebaiknya dihindari karena kehilangan hasilnya cukup besar, bisa mencapai 3,4%.

Jenis Data dan Metode Pengukurannya
            Data yang dikumpulkan terdiri atas data tanah sebelum percobaan (sifat fisik dan kimia) dan data setelah perlakuan (data sifat fisika Ultisol dan hasil padi gogo). Adapun data tanah diperoleh melalui analisis sampel tanah utuh dan komposit di laboratorium. Sampel tanah utuh digunakan untuk memperoleh data berat volume (metode gravimetri) dan permeabilitas (Hukum Darcy). Sedangkan sampel tanah komposit digunakan untuk analisis tekstur (metode pipet), kadar air, dan sifat kimia tanah (Tabel 2).

Tabel 1.   Beberapa sifat kimia tanah yang diamati pada saat sebelum percobaan dan metode pengukurannya
No.
Parameter
Metode
1
2
pH H2O
pH KCL
pH Meter
pH Meter
3
Bahan Organik :
C (%)
N (%)
C/N

Kurmies
Kjedahl
4
P-potensial (mg P205/100g)
HCL 25%
5
P-tersedia P205 (ppm)
Olsen
6
Nilai Tukar Kation:
Ca (me/100g)
Mg (me/100g)
K (me/100g)
Na (me/100g)
NH4OAC,pH 7,0
7
KTK (me/100g)
NH4OAC,pH 7,0
8
KB (%)
NaCl 10%
9

Kemasaman:
Al-dd (me/100g)
H-dd (me/100g)
KCl 1 N

Selanjutnya juga dikumpulkan data  hasil padi gogo dari setiap petak percobaan. Indikator yang digunakan untuk menetapkan hasil padi gogo adalah berat gabah kering. Gabah kering diperoleh dengan menjemur padi sampai kadar airnya 14% dan terakhir disimpan didalam karung bersih. Setelah itu gabah ditimbang dan dikonversikan dalam satuan ton/ha.

Analisis Data
Data sifat fisika dan hasil padi gogo dari setiap petak percobaan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dan uji DNMRT pada taraf kepercayaan 95%. Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan beberapa jenis bahan organik terhadap sifat fisika tanah ultisol dan hasil padi gogo. Sedangkan uji DNMRT dilakukan untuk mengetahui jenis bahan organik yang paling baik digunakan untuk memperbaiki sifat fisika Ultisol dan hasil pagi gogo.

I. JADWAL KEGIATAN
Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitiaan ini termasuk penyusunan laporan diperkirakan 6 bulan dengan rincian kegiatan seperti terlihat pada table di bawah ini

KEGIATAN

Bulan ke-
1
2
3
4
5
6
Persiapan penelitian
X





Persiapan Lahan
X





Penanaman

X




Pemupukan

X




Pemeliharaan

X
X
X


Pengambilan sampel tanah dan analisis sampel tanah di laboratorium




X

Panen dan pengumpulan data hasil padi gogo




X

Analisis data dan penulisan laporan




X

Seminar dan pengiriman laporan





X




J. RANCANGAN BIAYA

RINCIAN PENGGUNAAN DANA

I. Persiapan tanah                                                                           Rp. 800.000,-
II.Bahan dan Alat
1. Benih Padi 1 kg @ Rp 90.000,-                                           Rp. 90.000,-
2. Pupuk urea 5 kg @ Rp 15.000,-                                          Rp. 75.000,-
3. Pupuk SP-36 5 kg @ Rp 15.000,-                                       Rp. 75.000,-
4. Pupuk KCL 5 kg @ Rp 15.000,-                                         Rp. 75.000,-
5. Sky net 30 m @ Rp 20.000,-                                               Rp. 600.000,-
6. Pukan Ayam 20 karung @ Rp 10.000                                  Rp. 200.000,-
7. Kompos BioTRIBA @ 2 botol Rp. 100.000,-                      Rp. 200.000,-
8. Furadan ½ kg @ Rp 40.000,-                                              Rp. 20.000,-
9. Pisau cutter 3 buah @ Rp 10.000,-                           Rp. 30.000,-
10. Pestisida Alami 2 Liter @ Rp 100.000,-                             Rp. 200.000,-
11. Hand Sprayer 2 buah @ Rp 25.000,-                                 Rp. 50.000,-
12. Papan merk 1 buah @ Rp 50.000,-                                    Rp. 50.000,-
13. Gembor 2 buah @ Rp 30.000,-                                          Rp. 60.000,-
14. Cangkul 2 buah @ 75.000,-                                               Rp. 150.000,-
15.ATK                                                                                   Rp. 100.000,-
16. Tinta Printer 2 buah @ Rp 50.000,-                                    Rp. 100.000,-
17. Kertas HVS 1 rim                                                              Rp. 40.000,-
18. Sabit                                                                                  Rp. 50.000,-
Rp. 2.165.000,-
III. Perjalanan
1. Transportasi selama penelitian
3 org x 3 hari x Rp. 300.000                                               Rp. 2.700.000,-
Dana insentif pembimbing                                        Rp. 1.000.000,-
                                                                                          Rp. 3.700.000,-

IV. Analisis Tanah                                                             
Analisis sifat kimia tanah lengkap sebelum percobaan                       Rp. 1.000.000,-
Analisis sifat fisika tanah lengkap sebelum percobaan                       Rp. 1.000.000,-
Analisis sifat fisika tanah lengkap setelah perlakuan              Rp. 1.000.000,-
                                                                                                      Rp. 3.000.000,-

V. Laporan Penelitian
1. Pengolahan data                                                                   Rp. 100.000,-
2. Pembuatan laporan                                                               Rp. 250.000,-
3. Penggandaan laporan 40 lbr x 15 eks x Rp. 150,-                 Rp. 90.000,-
4. Penjilidan 15 eks x Rp. 5000,-                                              Rp. 75.000,-
                                                                                                Rp.515.000,-
VI. Seminar
1. Pengetikan makalah                                                  Rp. 50.000,-
2. Penggandaan                                                                        Rp. 75.000,-
3. Konsumsi                                                                             Rp. 200.000,-
Rp. 325.000,-
REKAPITULASI :
I. Persiapan                                                            Rp. 800.000,-
II. Bahan dan Alat                                      Rp. 2.165.000,-
III.Tranportasi                                                        Rp. 2.700.000,-
IV. Analisis Tanah                                      Rp. 3.000.000,-
V. Laporan Penelitian                                             Rp. 515.000,-
VI. Seminar                                                            Rp. 325.000,-
                                    Total Biaya :                                                     Rp. 10.505.000,



DAFTAR PUSTAKA
Achman Rachman., et al. 2006. Pupuk Organik
Anonim. 1996. Intensifikasi Padi Gogo. Departemen Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian; Ungaran
Noor, M. 1996. Padi Lahan Marginal. Penebar Swadaya; Bogor
Hantoro, F.R.P. 2007. Teknologi Budidaya Padi Gogo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Teguh Rahayu. 2000. Budidaya Tanaman Padi Dengan Teknologi Mig-6 plus. BPP Teknologi dan MiG-6 Plus
Abdoellah, S. 1996. Bahan Organik, Peranannya Bagi erkebunan Koi dan Kakao. Warta uslit dan Kakao vol. 12.  70-78
BAPPEDA. 1998. Baseline Data Pembangunan Provinsi Jambi. Badan Perancangan Pembangunan Daerah Tingkat I Jambi.
Darmawijaya, M.I. 1997. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi eneliti Tanah dan Pelaksanaan Pertanian di Indonesia. Gadjah Mada University ress. Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta.
Moch Munir. 1996. Tanah-tanah di Indonesia. Karakteristik, Klasifikasi dan Pemanfaatannya. Pustaka Jaya. Jakarta.
PT. Sitosu Agro Cemerlang. 2009. Membantu Petani Meningkatkan Produksi Dengan
Pemupukan yang Tepat dan Efisien. Brosur. Jambi

Mahfudz. 2001. Peningkatan Produktivitas Lahan Kritis Untuk Pemenuhan pangan Melalui Usaha Tani Konservasi.  http://www.hayati-ipb.com/users/rudyct/indiv2001/mahfudz.htm

Nurhajti Hakim, Yusuf Nyakpa, A. M Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, Amin Diha, Go Ban Hong, dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar IlmuTanah. Universitas Lampung

Suntoro Wongso Atmojo. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.


Lampiran 1.

Personalia Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan oleh tim peneliti yang terdiri dari 3 orang, masing-masing yaitu :

1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap                                    :  Kiki Novita Sari
b. NIM                                                     :   D1A208012
c. Fakultas/Program Studi                       :Pertanian/Ilmu Tanah
d. Perguruan Tinggi                                 : Universitas Jambi
e.Waktu untuk kegiatan PKMP : 14jam/minggu
2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap                                    :  Nofrian Utama
b. NIM                                                      : D1A207021
c. Fakultas/Program Studi                       : Pertanian/Ilmu Tanah
d. Perguruan Tinggi                                 : Universitas Jambi
e. Waktu untuk kegiatan PKMP            : 14jam/minggu

a. Nama Lengkap                                                : Indri Natalia
b. NIM                                                      : D1A207027
c. Fakultas/Program Studi                       : Pertanian/Ilmu Tanah
d. Perguruan Tinggi                                 : Universitas Jambi
e. Waktu untuk kegiatan PKMP            : 14 jam/minggu
Lampiran 2.

Biodata Pembimbing

Nam a                                                 :  Dr. Sunarti, SP.MP
NIP                                                     : 19731227 199903 2 003
Golongan/Pangkat                             : III c/Penata
Fakultas/Program Studi                     : Pertanian/Ilmu Tanah
Perguruan Tinggi                               : Universitas Jambi
Bidang Keahlian                                : Konservasi dan Reklamasi Lahan
Waktu untuk kegiatan PKMP          : 14 jam/minggu

Tidak ada komentar: