Dalam bahasa akademi, perekonomian regional dapat dibagi menjadi dua sektor: kegiatan-kegiatan basis dan bukan-basis. Kegiatan-kegiatan basis (basic activities) adalah kegiatan-kegiatan yang mengekspor barang-barang dan jasa-jasa ke tempat-tempat di luar batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan, atau yang memasarkan barang-barang dan jasa-jasa mereka kepada orang-orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan bukan-basis (non-basic aactivities) adalah kegiatan-kegiatan yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mengekspor barang-barang jadi, luas lingkup produksi mereka dan daerah pasar mereka yang terutama adalah bersifat lokal (Glasson, 1977).
Tarigan (2005) menyatakan teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiattan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan nonbasis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
Implisit di dalam pembagian kegiatan-kegiatan ini terdapat hubungan sebab dan akibat yang membentuk teori basis ekonomi. Bertambah banyaknya basis di dalam suatu daerah akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan, menambah permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa di dalamnya dan menimbulkan kenaikan volume kegiatan bukan basis. Sebaliknya, berkurangnya kegiatan basis akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang mengalir masuk ke dalam daerah yang bersangkutan, dan turunya permintaan terhadap produk dari kegiatan bukan basis. Dengan demikian, sesuai dengan namanya, kegiatan basis mempunyai peranan penggerak pertama (prime mover role) dimana setiap perubahan mempunyai efek multiplier terhadap perekonomian regional.
Suatu kelemahan yang sering dikemukakan mengenai model-model ekonomi basis ini adalah bahwa besarnya basis ekspor adalah fungsi terbalik dari besarnya suatu daerah. Kadang-kadang diartikan bahwa justtru hal inilah yang merupakan keberatan terpenting terhadap teori basis karena setiap nilai multiplier yang kitta inginkan boleh dikatakan selalu dapat diperoleh dengan jalan mengubah skala daerah yang dipelajari. Tetapi dalam kenyataan nilai-nilai multiplier adalah lebih tinggi bagi daeah-daerah yang besar. Daerah yang besar cenderung mempunyai basis ekspor yang lebih kecil tetapi juga mempunyai impor yang rendah, dan keadaan seperti ini cenderung untuk menaikkan pendapatan total. Sebaliknya, daerah kecil tidak saja mempunyai rasio ekspor-pendapatan yang tinggi tetapi juga impor yang tinggi, dan kedua-duanya cenderung menurunkan pendapatan total (Richardson, 2001).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar