Rabu, 02 Februari 2011

ZAT DALAM LARUTAN


HUBUNGAN SERAPAN
DENGAN KADAR ZAT DALAM LARUTAN


Hari / Tanggal : Selasa, 15 Januari 2008
Tempat : Laboratorium Biokimia
Waktu : 19.00 – 21.30


Tujuan:
1. Mengetahui bahwa terdapat hubungan antara serapan dengan kadar zat dalam larutan.
2. Mengetahui kuantitas suatu zat yang terkandung di dalam darah

Dasar Teori :

Spektrofotometer telah lama di gunakan sebagai suatu tehnik yang handal untuk deteksi, identifikasi, dan pengukuran kadar senyawa kimia dalam suatu larutan. Spektrofotometer terdiri dari dua instrument yaitu “spektrometer” yang memproduksi cahaya dari beberapa warna yang terselektif dan “photometer” untuk mengukur intensitas cahaya. Alat ini disusun agar larutan kimia di dalam kuvet dapat diletakkan di antara balok spektrometer dan photometer. Sejumlah cahaya melewati tabung yang telah terukur oleh photometer, photometer mengatur sinyal tegangan agar dapat di tampilkan pada layar, sinyal tersebut di ubah menjadi beberapa cahaya yang dapat di serap oleh senyawa kimia.
Jika warna yang telah berkembang tersebut dihubungkan kepada kosentrasi dari cairan sehingga kosentrasi tersebut dapat diukur dengan ketentuan dari penyerapan cahaya pada panjang yang tepat sebagai contoh : hemaglobin yang terlihat merah karena hemaglobin tersebut lebih banyak menyerap cahaya yang berwarna hijau dan biru dari pada warna merah, tingkat penyerapan cahaya hijau dan biru sebanding dengan kosentrasi dari hemaglobin.
Pada pengamatan kadar serapan suatu zat pada larutan terdapat dua jenis pengamatan, yakni pengamatan secara kualitatif dan pengamatan secara kuantitatif. Pengamatan kualitatif yakni bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya terdapat kandungan suatu kadar zat tertentu didalam suatu larutan, sedangkan pengamatan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kadar zat yang terkandung dalam larutan tersebut. Hukum Beer`s yang menyatakan bahwa jumlah cahaya yang di serap dan diteruskan sebanding dengan kosentrasi suatu larutan.

A = Sbc


A adalah nilai absorbance suatu larutan, S adalah Absorptivity constant (dengan setiap larutan berbeda), b panjang sell, c kosentrasi suatu larutan.


Alat dan Bahan :

1. Spektrofotometer 12. Tissue
2. Kuvet 13. Kertas grafik
3. Pipet Mohr 10 ml 14. Spuit 3 cc
4. Tabung reaksi 6 15. Botol vial
5. Gelas ukur 100 ml 16. Penggaris
6. Botol semprot 17. Kain lap
7. Labu takar 50 ml 18. Darah 1 ml
8. Beaker glass 250 ml 19. Na.EDTA
9. Pipet Mohr 1 ml 20. Ammonia 0,04 ml
10. rubber Filler 21. Aquadest.
11. Batang pengaduk 22. Neraca analitik


Prosedur Kerja :
1. Mengambil sample darah dengan menggunakan spuit 3 cc.
2. Darah yang telah diambil, dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dicampurkan dengan larutan NaEDTA sebanyak satu tetes, dikocok agar tercampur dengan rata.
3. Mula-mula Labu takar 50 ml ditimbang pada neraca analitik agar berat dari labu takar tersebut tidak mempengaruhi berat dari sample pengamatan maka maka labu takar tersebut distabilkan pada posisi 0 gr.
4. Posisi labu takar masih tetap berada didalam neraca, jendela atas neraca tersebut dibuka agar larutan hematin alkalis dapat dimasukkan kedalam labu takar tersebut, secara perlahan dengan menggunakan pipet.
5. Berat dari hematin alkalis yang tertera pada neraca tersebut dicatat, labu takar dikeluarkan dari neraca.
6. Hematin alkalis tersebut dicampurkan dengan dengan NH4OH hingga 50 ml, larutan dikocok agar tercampur rata.
7. Menyediakan 5 tabung reaksi bersih, kemudian hematin alkalis dan NH4OH dimasukkan dengan menggunakan pipet Mohr 10 ml, pada masing-masing tabung reaksi diisi larutan dengan perbandingan :

T 1 T2 T3 T4 T5
Hematin alkalis 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml
NH4OH 8 ml 6 ml 4 ml 2 ml 0 ml

8. Sebelum dilakukan pengamatan, spektrofotometer di warming up terlabih dahulu kurang lebih 15 menit, karena larutan yang akan diamati tidak terlalu pekat, spektrofotometer di setting pada gain ( tingkat sensitivitas) = 1, dan pada λ ( panjang gelombang) = 550.
9. Larutan dimasukkan kedalam kuvet, dimulai dari larutan yang paling encer ( T1) dan dilanjutkan dengan larutan semakin pekat ( T2, T3, T4, T5).
10. Sebelum dimasukkan, kaca transparan pada kuvet dibersihkan dengan menggunakan tissue agar lemak yang ada pada jari tangan tidak menempel pada kaca transparan tersebut, kuvet dimasukkan kedalam spektrofotometer dengan posisi jari memegang sudut atas kuvet.
11. Catat perubahan yang terjadi pada spektrofotometer.
12. Setelah didapatkan hasil pengamatan, dibuat kurva antara konsentrasi larutan berbanding arbsorpbance.


Hasil Pengamatan

Tabel hasil pengamatan terhadap nilai arbsorbance dengan nilai gain = 1, dan λ ( panjang gelombang) = 550.

T 1 T2 T3 T4 T5
Hematin alkalis 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml
NH4OH 0,1 N 8 ml 6 ml 4 ml 2 ml 0 ml
A pada λ = 550 0,063 0,121 0,197 0,232 0,284

Diketahui :
Berat dari hematin alkalis = 0,1641 gr
Konsentrasi awal = berat larutan = 0,1641 gr = 3,282 gr/ltr
liter larutan 0,05 ltr

maka konsentrasi dari masing-masing tabung :

C 1 = 2 ml X C5 ( 3,282 ) = 0,6564 gr/ltr
( 2 + 8 )

C 2 = 4 X 3,282 = 1,31 gr/ltr
10

C 3 = 6 X 3,282 = 1,96 gr/ltr
10

C4 = 8 X 3,282 = 2,62 gr/ltr
10

C 5 = 10 X 3,282 = 3,282 gr/ltr
10

Pembahasan

Pada praktikum pertama telah dibahas mengenai panjang gelombang pada daya serap maksimum yang mana dapat terlihat ada tidaknya kandungan suatu zat tertentu pengamatan ini lebih menekankan pada kualitatifnya sedangkan pada praktikum kali ini lebih ditekankan pada kuantitatifnya pengamatan mengenai seberapa besar kadar zat yang terkandung dalam larutan tersebut, pengamatan ini menggunakan hematin alkalis sebagai sample, dengan tingkat pengenceran tertentu, ukuran masing-masing larutan sample disamaratakan menjadi 10 ml, dengan perbandingan pengenceran seperti yang telah disampaikan pada tabel diatas, penyamarataan ukuran sample bertujuan agar didapat sample dengan tingkat pengenceran yang stabil mulai dari yang paling encer hingga larutan yang paling pekat,.
Pada proses penyedian bahan sampel darah yang di ambil di teteskan terlebih dahulu oleh larutan Na.EDTA, larutan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penggumpalan pada sampel darah yang di ambil. Dalam praktikum kali ini banyaknya sampel darah yang di gunakan sebanyak tiga tetes dalam 50 ml larutan amonia (NH4OH), ketika proses pengenceran hematin alkalis dengan menggunakan NH4OH, sebaiknya digunakan pipet mohr beserta rubber filernya, ini bertujuan agar larutan hasil pengenceran tersebut bisa lebih maksimal karena kemungkinan tertinggalnya pengencer didalam tabung relatif lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan gelas ukur.
Sebelum melakukan pengamatan, sebaiknya spektrofotometri di lakukan warming up ini bertujuan agar diperoleh kestabilan terhadap hasil yang diperoleh, penggunakan spektrofotometri harus hati-hati, posisi tangan dalam meletakkan kuvet kedalam spektrofotometri juga harus hati-hati, posisi tangan berada pada sudut-sudut kuvet bertujuan agar lemak yang berada pada jari tangan tidak menempel pada kaca transparan, jika terdapat lemak yang menempel maka akan sangat mempengaruhi pencahayaan pada spektrofotometri, yang berakibat kualitas dari hasil pengamatan yang diperoleh tidak mencapai maksimal.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, perbandingan antara nilai arbsorbance dan nilai konsentrasi larutan pada grafik menunjukan garis diagonal keatas, semakin tinggi nilai absorbance, semakin tinggi pula nilai konsentrasi larutan, hal ini menunjukkan bahwa hubungan kosentrasi dengan absorbance nya adalah berbanding lurus. Kosentrasi yang besar menunjukkan daya serapan yang besar pula pada suatu larutan , sesuai dengan hukum Beer`s “ jumlah cahaya yang di serap dan di teruskan sebanding dengan kosentrasi suatu larutan ( A = Sbc ). Berikut grafik hubungan serapan dengan kosentrasi suatu larutan :

Kosentrasi yang di hasilkan oleh larutan hematin alkalis yang lebih pekat menunjukkan besarnya nilai serapan yang di hasilkan.

Kesimpulan :

1. Terdapat hubungan serapan dengan kadar zat dalam larutan, semakin tinggi nilai konsentrasi maka semakin tinggi pula kadar suatu zat dalam larutan tersebut.

Daftar pustaka

1. Diktat panduan praktikum biokimia 1 tahun 2007
2. Down load internet

Tidak ada komentar: