Rabu, 01 Juni 2011

Klasifikasi Anemia

Adapun klasifikasi anemia terbagi dalam 
a.       Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang sekunder terhadap kekurangan Fe yang tersedia untuk sintesa Hemoglobin. karna Fe merupakan  bagian dari molekul  Hemoglobin maka  dengan berkurangnya Fe, sintesa hemoglobin berkurang  dan akhirnya adalah  kadar hemoglobin menurun.
Hemoglobin merupakan unsur yang sangat vital, oleh karnanya hemoglobin baru akan mengalami penurunan apabila cadangan Fe dalam sumsum tulang dan lain-lain (RES) sudah betul-betul habis. Apabila cadangan Fe sudah habis akan pula terlihat  pengurangan Fe pada epitel seperti, pada rambut, kuku, kulit dan selaput lendir Gastroi-ntestinal.
Jadi keluhan dan gejala anemia defisiensi Fe adalah keluhan dan gejala akibat penurunan kadar Homoglobin ialah adanya anemia dan  berkurangnya Fe untuk struktur epitel.
Bentuk anemia yang paling sering ditemukan adalah Anemia mikrositik hiprokonik CO2 defisiensi besi. Terutama sekali di dapat pada bayi dan anak-anak dengan status ekonomi Absorpsi zat besi dari sayuran, akan meningkat air susu ibu yang termasuk golongan makanan hewan. Jika di kombinasikan dengan makanan dari gandum dalam waktu yang lama, Mungkin sangat penting  untuk mempertahankan persediaan Fe pada anak-anak selama pertumbuhan mereka berlangsung cepat.
b.      Anemia defisiensi asam folat
Sesudah defisiensi besi, defisiensi asam kolat barangkali merupakan penyebab kedua yang paling sering menimbulkan anemia defisiensi, khususnya di daerah endemic malaria. Asam folat terdapat pada diet yang banyak mengandung sayur hijau, daging, hati dan susu padahal jenis makan itu jarang diberikan kepada anak – anak. Defisiensi asam folat mungkin juga memegang peranan penting pada anemia karna scorbat dan sering pula terlihat pada penderita kwashiorkor
Cadangan asam folat tubuh cepat sekali habis bila anak menderita malaria / infeksi lain dan kadar zat ini rendahs ekali pada anak dengan sickle cellanemia. Itulah sebabnya mengapa asam folat perlu diberikan pada anak – anak yang menderita malaria, malnutrisi dan penyakit infeksi kronis lainnya.
c.       Anemia defisiensi vitamin B12
­Ini jarang terjadi dan tidak begitu penting, kecuali didaerah dimana masyarakat secara ketat tidak memakan daging seperti di India Vitamin B12 didapatkan pada semua produk hewani. Oleh karena itu makanan seperti tempe yang merupakan hasil peragian oleh jamur juga menghasilkan vitamin B12 yang cukup sehingga penggunaan Vitamin B12 secara luas sebetulnya tidak merupakan indikasi.  Gajala defisiensi vitamin B12 adalah anemia megaloblastik berat, hiperpigmentasi sendi – sendi jari dan kelainan neurology.
d.      Anemia Defisiensi Protein
Karena protein dibutuhkan untuk pembentukan globin, maka kekurangan protein pada anak di negara – negara berkembang tentu banyak berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah penderita anemia. Meskipun begitu karena pembentukan Hb lebih diutamakan oleh tubuh daripada pembentukan plasma. Maka diperlukan jangka waktu lama sebelum kekurangan protein dapat menimbulkan anemia.
Banyak anak – anak dengan kwashiorkhor yang dikirim ke RS juga menderita anemia. Anemia ini justru menjadi lebih berat sesudah mereka diberi pengobatan ini disebabkan oleh hemodilusi.
e.       Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia pada scorbut sebagian disebabkan oleh pendarahan dan sebagian juga disebabkan oleh pengaruh vitamin C pada sumsum tulang. Anemia yang terjadi mungkin megaloblastik dan biasanya membutuhkan vitamin C dan asam folat.
f.       Anemia Kehilangan Darah / Pendarahan Mendadak
Anemia karena infestasi cacing tambang paling sering dijumpai pada anak – anak umur 6 – 10 tahun, akan tetapi  pernah dilaporkan adanya bayi – bayi berumur baru beberapa bulan yang terinfstasi cacing tambang karena tanah disekitarnya banyak sekali mengandung  cacing tambang. Di daerah pedesaan 52% penduduk menderita penyakit cacing tambang (range 25% dalam anak – anak balita sampai 73% pada orang dewasa umur 50 – 59 tahun) angka ini cukup tinggi  sehingga diperlukan pengobatan masal dan pendidikan kesehatan disertai pemberian motivasi tentang penggunaan WC dan sepatu / sandal kepada penduduk. Pendarahan sesudah circumsisi (sunat) dapat pula menyebabkan anemia berat, sehingga sesudah penderahan berhenti dan luka sembuh mungkin anak perlu dibawa ke RS. Bahaya pendarahan tali pusat juga perlu diperhatikan dan bila ada harus segera diobati dengan vitamin K 6 mg 1 M.
Usaha pengobatan terpenting juga harus dilakukan seawal mungkin adalah penghentian pendarahan. Pada daerah hiperendemik cacing tambang mungkin perlu pemberian obat cacing setiap 6 – 12 bulan.

Tidak ada komentar: