Jumat, 29 April 2011

AKUNTANSI


BAB I 
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG

Untuk memperluas pasar dan meningkatkan volume penjualan. Salah satu bentuk dari keringanan tersebut adalah keringanan-keringanan tertentu kepada pembeli sebagai bentuk kelebihan dari mekanisme penjualan perusahaan tersebut. 

Bagi pihak pembeli transaksi merupakan sebuah utang sedangkan bagi pihak penjual transaksi tersebut dianggap sebagai piutang. Untuk itu makalah ini dibuat sebagai salah satu bahan ajaran mata kuliah akuntansi keuangan dengan pembahasan masalah piutang.
B.  TUJUAN 
Tujuan dari makalah ini dibuat adalah sebagai berikut: 
1.      Mendefenisikan apa yang dimaksud dengan piutang

2.      Menjelaskan penyajian piutang dalam neraca

3.      Menjelaskan pengakuan piutang

BAB II



PEMBAHASAN



  1. Definisi piutang



Piutang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang, dan jasa (aktiva) tertentu pada masa yang akan datang sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini.



Piutang dapat diklarifikasikan sebagai a. piutang usaha dan b. piutang non usaha. Piutang usaha adalah piutang yang terjadi dari usaha pokok suatu perusahaan, misalnya piutang jasa dan piutang dagang. Piutang non usaha adalah piutang yang terjadi selain dari usaha pokok perusahaan.

Piutang usaha dan piutang non usaha bisa disertai dengan perjanjian tertulis atau pun dengan tidak tertulis.



  1. Penyajian Piutang dalam neraca



Piutang disajikan di dalam neraca sebesar nilai realisasinya. Nilai ini merupakan jumlah yang akan diterima berupa nilai nominal dikurangi dengan taksiran kerugian piutang yang telah dibentuk dan disesuaikan setiap akhir tahun. Dengan demikian jumlah tersebut merupakan jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Contoh :

PT MAKIN MAJU

Neraca

31 Desember 2005

Harta Lancar :

Kas                                                                        xx

Piutang                                           12.000

      Penyisihan kerugian piutang       (2.150)             9.850



Seringkali perusahaan memberikan potongan tunai dan kesempatan untuk mengembalikan barang atau retur penjualan.



Bila suatu perusahaan telah menjual barang,  maka ada kemungkinan pembeli akan membayar dalam masa diskon atau bahkan pembeli dapat saja mengembalikan barang ke perusahaan. Agar perusahaan dapat menyajikan nilai piutang sebesar nilai realisasi maka pada akhir tahun, perusahaan membuat jurnal untuk mengakui retur dan pemberian potongan penjualan walaupun belum terjadi retur dan pemberian potongan tunai penjualan. Jurnal itu juga dimaksudkan untuk mengurangi nilai piutang sehingga nilai yang disajikan adalah sebesar nilai yang dapat direalisir.



  1. Pengakuan Piutang



Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah piutang usaha yang harus diakui yakni : potongan tunai, potongan kuantitas, retur penjualan, kos pengiriman, dan ketidak pastian pengumpulan piutang.



Potongan Tunai ( cost discount )

Potongan tunai merupakan bentuk pembayaran yang diberikan kepada pembeli karena memenuhi syarat penjualan yang telah ditetapkan. Syarat penjualan tersebut menyangkut jangka waktu dan periode potongan dan biasanya dituliskan seperti 5/15, n/30 artinya jika pembelian melunasi kewajiban dalam jangka waktu 15 hari maka ia akan memperoleh potongan tunai sebesar 5% dan jangka waktu pelunasan utang adalah 30 hari.



Potongan Kuantitas

Potongan kuantitas adalah bentuk keringanan pembayaran yang diberkan penjual kepada pembali karna pembalian mencapai kuantitas yang telah ditentukan. Dalam praktik potongan kuantitas dapat merupakan rabat tunggal (single rate) atau rabat ganda atau rabat berseri

Retur Penjualan

Merupakan rekening penilaian terhadap rekening pendapatan penjualan pengambilan barang yang telah dibeli dicatat dalam rekening retur dan keringanan penjualan



Cos Pengiriman

Merupakan cos angkut penjualan dapat menjadi bagian yang signifikan bagi pembali perjanjian antara pembeli dan penjualan juga menyangkut penentuan syarat pengiriman barang secara spesifik.



Ketertumpukan Piutang Usaha

Perusahaan melakukan penjualan kredit dimaksudkan untuk menaikkan total penjualan dan menaikkan laba perusahaan tetapi dengan penjualan kredit perusahaan mengahadapi keridak pastian terkumpulnya piutang.

BAB III

KESIMPULAN

Piutang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang barang dan jasa tertentu pada masa yang akan datang sebagai akibat penyerahan barang yang dilakukan saat ini.

Piutang dapat diklasifikasikan sebagai piutang usaha dan piutang non usaha

Piutang usaha dan piutang non usaha bisa disertai dengan perjanjian tertulis atau pun dengan tidak tertulis.

Untuk kondisi tertentu piutang harus disertai dengan suatu janji tertulis. Kondisi yang dimaksud misalnya adanya penundaan pembayaran yang melebihi jangka waktu kredit, pinjaman khusus yang diberikan kepada pihak tertentu. Piutang disertai dengan janji tertulis disebut dengan piutang wesel.



Tidak ada komentar: