Selasa, 12 April 2011

Fraksinasi Bahan Makanan Ternak

1. Bungkil Inti Sawit
No saringan
Ukuran saringan
Berat ( gr )
Tekstur ( kasar atau halus)
1
1.40
84,1
Kasar
2
1.00
117,6
Kasar
3
7.0
69,6
Agak halus
4
250
27,5
Halus
5
  90
0,1
halus
Jumlah
Terakhir
298,9
-
Bungkil inti sawit (BIS) merupakan salah satu hasil samping pengolahan inti sawit dengan kadar 45-46% dari inti sawit. BIS umumnya mengandung air kurang dari 10% dan 60% fraksi nutrisinya berupa selulosa, lemak, protein, arabinoksilan, glukoronoxilan, dan mineral. Dengan komposisi gizi serta produksinya yang relatif banyak, BIS berpotensi sebagai bahan pakan, baik untuk ternak ruminansia maupun nonruminansia.
Bahan ini dapat diperoleh dengan proses kimia atau dengan cara mekanik. Walaupun proteinnya rendah tetapi kualitasnya cukup baik dan serat kasarnya tinggi. Namun BIS memiliki palatabilitas yang rendah sehingga menyebabkan kurang cocok untuk ternak monogastrik dan lebih sering diberikan kepada ruminansia terutama sapi perah. Menurut Batubara et al. (1993) bungkil inti sawit dapat digunakan sampai sebesar 40% dalam konsentrat untuk penggemukan ternak yang ditambah dengan 20% molases.
2. Dedak padi
No saringan
Ukuran saringan
Berat ( gr )
Tekstur ( kasar atau halus)
1
1.40
93,5
Kasar
2
1.00
22,7
Kasar
3
7.0
84,5
Halus
4
250
69,5
Halus
5
  90
18.6
Halus
Jumlah
Terakhir
288,8
Halus

Dedak padi merupakan hasil sisa dari penumbukan atau penggilingan gabah padi. Dedak tersusun dari tiga bagian yang masing masing berbeda kandungan zatnya.
Ketiga bagian tersebut adalah:Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral, Selaput perak yang kaya akan protein dan vitamin B1, juga lemak dan mineral, lembaga beras yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat yang mudah dicerna. Berhubung dedak merupakan campuran dari ketiga bagian tersebut diatas maka nilai/martabatnya selalu berubah-ubah tergantung dari proporsi bagian-bagian tersebut. Menurut kelas nilainya, dedak dibagi menjadi empat kelas yaitu dedak kasar, dedak halus biasa, dedak lunteh, bekatul.





3. Jagung
No saringan
Ukuran saringan
Berat ( gr )
Tekstur ( kasar atau halus)
1
1.40
191,1
Kasar
2
1.00
13,1
Agak kasar
3
7.0
27,7
Agak Kasar
4
250
54,8
Halus
5
  90
1,7
Halus
Jumlah
Terakhir
288,4
Halus

Jagung merupakan komponen utama yang dominan dalam formulasi pakan unggas. Selaras dengan pertumbuhan pesat industri unggas Indonesia, kebutuhan jagung di dalam negeri dalam beberapa dekade terakhir juga ikut meningkat. Produksi dalam negeri terus didorong naik, tetapi impor jagung masih tetap harus dilakukan sementara hargapun terus naik. Haris ( 1997 ) yang menyatakan bahwa dalam bahan pakan jagung kita perlu mengetahui kadar air yang terdapat pada jagung tersebut dan juga kadar aflatoksin sehingga jagung yang diharapkan akan mempunyai kualitas yang baik

4. Tepung ikan
No saringan
Ukuran saringan
Berat ( gr )
Tekstur ( kasar atau halus)
1
1.40
128,4
Kasar
2
1.00
38,1
Agak Kasar
3
7.0
76,2
Agak halus
4
250
54,6
Halus
5
  90
1,8
Halus
Jumlah
Terakhir
         299,1
-
Tepung ikan (marine fish meal) adalah salah satu produk pengawetan ikan dalam bentuk kering, kemudian digiling menjadi tepung. Bahan baku tepung ikan umumnya adalah ikan-ikan yang kurang ekonomis, hasil sampingan penangkapan dari penangkapan selektif, glut ikan (ikan yang melimpah) pada musim penangkapan dan sisa-sisa pabrik pengolahan ikan seperti pabrik pengalengan dan pembekuan ikan dan minyak ikan

5. Bungkil kedele
No saringan
Ukuran saringan
Berat ( gr )
Tekstur ( kasar atau halus)
1
1.40
216,6
Kasar
2
1.00
17,5
Kasar
3
7.0
15,5
Kasar
4
250
39,0
Halus
5
  90
11,0
Halus
Jumlah
Terakhir
299,0
-

. Bungkil kedelai merupakan limbah dari industri minyak biji kedelai. Kandungan protein bungkil kedele yang diperoleh secara mekanik adalah 41% dan mempunyai kandungan lemak 4,8%. Sedangkan yang diperoleh dengan pelarutan mempunyai kandungan lemak sebesar 1,32%. Bungkil kedelai agak rendah mengandung kalsium (0,27%). Kandungan phospor lebih rendah dibandingkan dengan bungkil biji kapas yaitu rata-rata 0,63%. Seperti biji kedelai, bungkil kedelai tidak menyediakan karoten dan vitamin D. Bungkil kedelai tidak kaya riboflavin tetapi kandungannya lebih tinggi dibandingkan dengan jagung dan butiran lainnya. Kandungan niacin tidak tinggi, kandungan thiamin bungkil kedelai sama dengan butiran lainnya

6. Bungkil kelapa
No saringan
Ukuran saringan
Berat ( gr )
Tekstur ( kasar atau halus)
1
1.40
194
Kasar
2
1.00
38,7
Kasar
3
7.0
24,7
Kasar
4
250
25,6
Halus
5
  90
2,6
Halus
Jumlah
Terakhir
285,6
-

Bungkil kelapa sangat mudah didapatkan. Harganya pun jauh lebih murah bila dibandingkan dengan bungkil kacang tanah. Kadar proteinnya paling rendah diantara bungkil-bungkil yang lain, namun nilai martabat makanannya cukup tinggi karena zat-zat yang dikandung bungkil kelapa mudah dicerna.

Tidak ada komentar: