Padi tipe baru (PTB) ataunew plant type of rice (NPT) memepunyai hasil potensi lebih tinggi dari pada varietas unggul baru. Oleh karma itu, pembentukan PTB perlu di lakukan untuk mendukung peningkatan produktivitas dan produksi padi. Pembentukan PTB di Indonesia di mulai pada tahun 1995. melalui program ini telah di lepas varietas unggul semi-PTB, yaitu cimelati, gilirang, dan cipaus, serta varietas unggul tipe baru fatmawati. Namun varietas-varietas tersebut memiliki kekurangan, seperti anakan sedikit dan presentase gabah hampa tinggi, sehingga potensi hasilnya belum seperti yang di harapkan. Sesuai dengan kondisi Indonesia yang beriklim tropis dan hama dan penyakit masalah utama, PTB yang cocok adalah yang mempunyai jumlah anakan sedang tetapi semua produktif (12-18 batang), jumlah gabah permalai 150-250, presentase gabah bernas 85-95%, bobot 1000 gabah bernas 20-26 gram, batang kokoh dan pendek (80-90 cm), umur genjah 110-120hr, daun tegak sempit, bentuk huruf V, hijua sampai hijau tua, 2 sampai 3 daun terakhir tidak mudah luruh, akar banyak dan menyebar, tahan terhadap hama dan penyakit, gabah langsing, serta mutu beras dan nasi baik.
Dengan adanya sifat-sifat tersebut varietas PTB di harapkan mampu berproduksi 9-13 ton GKG perhektar. Pada tahun 2001 pembentukan ptb lebih di intensifkan dengan menggunakan berbagai sumber gen atau sifat dari indica japonica dan padi liar melalui persilangan. Melalui upaya tersebut telah di peroleh galur-galur harapan yang mempunyai sifat-sifat yang yang lebih baik di banding varietas-varietas yang ada, galur-galur yang telah di peroleh baik melalui seleksi silang berulang maupun kultur antera dalam waktu relative singkat. Hal ini menunjukakan bahwa metode seleksi silang berulang yang di kombin
asikan dengan kultur antera dapat lebih mempercepat dan mengarahkan program pembentukan padi tipe baru (PTB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar