Buah mengkudu memiliki banyak nama tapi secara internasional, mengkudu lebih dikenal sebagai “noni” yang merupakan sebutan khas orang Hawaii. Selain mengkudu, nama lokal lain di Indonesia adalah pace, bentis, kemudu, kudu, angkudu, pace,(Jawa); cangkudu (jawa barat, Sunda); kondhuk (Madura); neteu (Mentawai); keumudee (Aceh); tibah, wengkudu (Bali); rewonang (Dayak); eodu, lengkudu, bangkudu, bakudu, pamarai, mangkudu, beteu (Sumatra); tibah, wungkudu, ai kombo, manakudu, bakudu (Nusa Tenggara); mangkudu, wangkudu, labanau (Kalimantan); baja, noni (Sulawesi); bakulu, ai kombo.(Farida. 2008: 3)
Mengkudu berasal dari daratan Asia Tenggara dan menyebar sampai China, India, dan Filipina. Mengkudu pertama kali dibawa bangsa Polinesia pada tahun 100 SM. Mereka berpindah ke pulau Hawai dengan membawa berbagai tanaman dan hewan. Salah satu tanaman tersebut adalah mengkudu. Di Hawai mereka menyebutnya Hawai Magic Plant (AP. Bangun dan BSarwono, 2002:2) dan masyarakat bangsa “Barat” menyebut mengkudu (Morinda Citrifolia) dengan sebutan Queen Of The Morinda. Mengkudu dapat tumbuh mudah dimana saja, mengkudu tumbuh diberbagai tempat lewat bijinya yang tercecer ditanah dan pertumbuhannya sangat cepat sehingga buah yang dihasilkan sangat banyak. (Rahayu, 2006: 16)
Mengkudu dimanfaatkan masyarakat dari akar sampai buahnya. Kulit akarnya dimanfaatkan untuk mewarnai benang, kain tenun dan batik. Masyarakat di pulau Jawa mengkonsumsi buah mengkudu yang tua atau mengkal matang untuk dibuat rujak, sedangkan buah mengkudu yang matang digunakan untuk membersihkan karat logam, mencuci rambut (sampoo) dan menghilangkan ketombe. Daun yang masih muda digunakan untuk membungkus pindang ikan, menyembuhkan sakit pegal linu, sakit perut, dan menurunkan tekanan darah tinggi. Bunganya digunakan untuk mengobati radang selaput mata, kudis, bisul, sakit kerongkongan dan batuk, sedangkan kulit pohon dipakai untuk mengobati bisul, sakit perut dan luka (Listyani Jayanti dalam Maria Goreti, 2000:6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar