Rabu, 01 Juni 2011

Patogen pada benih kedelai

Diantara cendawan patogen terbawa benih yang menyerang tanaman kedelai adalah : Colletotrichum truncatum, Cercospora kikuchii, Cercospora sojina, Fusarium spp, Sclerotium rolfsii, Macrophomina phaseolina, Peronospora manshurica, Alternaria tenussima, Diaporthe phaseolorum var. Caulivora, Nematospora coryli, Xanthomonas campestris, Pseudomonas syringae, soybean mosaic virus, soybean stunt virus dan Heterodera glycines (Mardinus, 1999).
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman, biji merupakan bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangannya terkekang dan benih yang sudah berkecambah dikatakan bibit  (Siregar, 1981). Benih kedelai termasuk biji-bijian yang sangat mudah rusak sehingga penangannya harus dilakukan secara cermat. Pembersihaan benih mudah dilaksanakan apabila benih berasal dari tanaman sehat yang bebas  dari  patogen (Kartono, 2004).
  Sclerotium rolfsii  merupakan cendawan patogen tular benih yang menyerang tanaman kacang-kacangan yaitu kacang tanah dan kedelai. Kehilangan hasil yang ditimbulkan oleh patogen ini dapat mencapai 30% (Gutomo, 2007). Cendawan ini dapat menyerang kecambah atau semai dan menyebabkan penyakit semai (dumping off) (Takaya dan Sujono,1987 diacu dalam Semangun, 1989).
Fusarium sp.   secara umum dikenal sebagai patogen tular tanah. Penyebaran inokulum cendawan ini juga bisa melalui benih yang merupakan sumber  utama infeksi primernya, sehingga pathogen tular benih ini bisa tersebar ke daerah yang baru (Nath et al 1970 diacu dalam Fauzi 2001). Benih kedelai  yang diserang Fusarium sp jika dicelupkan ke dalam air akan terjadi pengembungan lebih cepat dibandingkan dengan benih yang tidak terinfeksi , karena penetrasi air lebih mudah melalui testa yang rusak (Mardinus, 1999).
Colletotrichum truncatum adalah cendawan patogen penyebab penyakit antraknosa pada kedelai. Cendawan ini dapat terbawa oleh biji yang terbentuk di dalam polong yang terinfeksi. Jika biji yang sakit tersebut berkecambah, pada keping bijinya akan terjadi bercak-bercak hitam mengendap yang pada cuaca lembab membentuk massa spora berwarna merah jambu. Kecambah ini menjadi sumber infeksi bagi tanaman-tanaman sekitarnya (Holliday 1980 diacu dalam Semangun, 1989).
Cercospora kikuchii merupakan cendawan yang dapat bertahan pada biji dan memiliki gejala yang bervariasi dari merah muda atau ungu muda sampai ungu tua, berbentuk bercak kecil sampai meliputi seluruh permukaan kulit biji. Pada bagian kulit yang berubah warnanya sering terdapat retakan-retakan,  sehingga kulit biji tampak kasar dan suram. Gejala ini mudah dibedakan dari gejala yang disebabkan oleh Cercospora sojina (Johnson dan Chamberlain, 1953 diacu dalam Semangun, 1989).
Cercospora sojina yang juga disebut sebagai Cercospora daizu  mempunyai konidiofor yang keluar dari stroma yang tipis, hitam pucat, tidak bersekat atau bersekat jarang. Cendawan ini dapat bertahan pada daun, batang dan biji. Cendawan pada polong dapat masuk ke biji, menyebabkan kulit biji menjadi berwarna coklat atau kelabu. Kadang-kadang kulit biji yang sakit tampak terangkat (Nyval, 1979 diacu dalam semangun 1989).
Xanthomonas campestris termasuk bakteri yang dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman sakit dan dalam biji. Pada polong varietas yang rentan, penyakit ini menyebabkan terjadinya bercak kecil berwarna coklat kemerahan. Bakteri berbentuk batang dengan flagellum polar, membentuk kapsul, tidak membentuk spora. Biakan berwarna putih kekuningan, bundar, permukaan dan tepinya halus serta berlendir (Semangun, 1989).
Serangan soybean stunt virus dapat mengakibatkan penurunan produksi kedelai antara 14-50%. soybean stunt virus terutama ditularkan ke tanaman kedelai oleh serangga Aphis glycines dan melalui benih kedelai yang terinfeksi. Polong kedelai yang dihasilkan olah tanaman yang terinfeksi soybean stunt virus menjadi kecil-kecil, biji berwarna kecoklat-coklatan, terutama di sepanjang punggung biji (Honda et al, 1988 diacu dalam Asadi et al, 2003).

Tidak ada komentar: